LAPORAN
PENDAHULUAN
DIABETES
MELITUS
A. Pengertian
Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
karena ada nya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin
baik obsolut maupun relatif.(Arjatmo, 2002).
Diabetes Melitus adalah Ketidak seimbangan suplai insulin,di tandai
dengan hiperglikimia dan hipoglikimia yang berkaitan dengan abnormalitas metabolisme karbohidran lemak dan
protein.(Mansjoer, 580 : 2000).
Diabetes
mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner
dan Suddarth, 2002).
Jadi,Diabetes Melitus adalah merupakan
kelainan heterogen yang di tandai dengan kenaikan
kadar gula(glukosa)darah atau
hiperglikemia akibat kekurangan insulin baik absolut
maupun relatif
Diabetes Melitus terbagi menjadi 2 jenis,
yaitu:
IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus) dari tipe I yaitu tipe
ketergantungan pada insulin ,kelainan metabolisme kekurangan defisit hormon
insulin sehingga insulin untuk terapi.
NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus) Tipe II yang untuk
terapi tidak tergantung insulin.
B. Etiologi
Diabetes Melitus baik
hipoglikemia maupun hiperglikemia di sebabkan karena gangguan metabolisme
glukosa di dalam tubuh tidak seimbang dengan produksi hormon insulin sehingga bila kekurangan
insulin. Glokosa yang ada di dalam tubuh tidak dapat di proses yang akhirnya
akan minimbulkan peningkatan kadar glukosa dalam darah dan di keluarkan melalui urin.(Mansjoer 580
:2000)
C. Patofisiologi
Pada diabetes
mellitus terjadi defesiensi insulin yang disebabkan karena hancurnya sel –
sel beta pankreas karena proses outoimun. Disamping itu glukosa yang berasal
dari makanan tidak bisa disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah
yang menimbulkan hiperglikemi. Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup
tinggi, ginjal tidak dapat mengabsobsi semua sisa glukosa yang akhirnya
dikeluarkan bersama urine (glukosaria). Ketika glukosa yang berlebih di
eksresikan kedalam urine, ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit
yang berlebih, keadaan ini disebut diuresis osmotik.
Defesiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak yang menyebabkan penurunan simpanan kalori yang menimbulkan kelelahan, kegagalan pemecahan lemak dan protein meningkatkan pembentukan badan keton, merupakan produksi, disamping pemecahan lemak oleh badan keton merupakan asam yang mengganggu keseimbagan asam basa tubuh apabila jumlahnya berlebihan.
D.
Tanda
dan Gejala
Penyakit Diabetes Melitus ini biasa x sering tidak di sadari dan di
rasakan oleh penderita serta dapt timbul secara perlahan- lahan dan dapat
mengenai semua organ tubuh.
Adapun gejala yang khas pada Diabetes melitus adalah:
·
Poliura
·
Polidipsia
·
Polipagia
·
Lemas
·
Berat badan menurun
Keluhan yang sering pada pasien DM
adalah
·
Kelainan Kulit : gatal, bisul-bisul
·
Kelainan genekologis: keputihan
·
Kesemutan
·
Kelemahan tubuh
·
Luka yang tidak sembuh
·
Infeksi saluran kemih
·
Mulut kering
·
Penglihatan kabur
·
Menstruasi yang tidak teratur pada
wanita
Gajala khas tipe-tipe Diabetes melitus
1. Diabetes
melitus tipe I
·
Keluar banyak keringat (diaporesis)
·
Tremor
·
Ketakutan
·
Rasa mual dan lapar
2. Diabetes
melitus tipe II
·
Pusing
·
Pandangan kabur
·
Ketajaman mental menurun
·
Hilangnya keterampilan motorik
·
Penurunan kesadaran
·
Kejang-kejang dan koma
E.
Prognosis
Diabetes Melitus jika tidak di tangani dengan baik maka akan
mengakibatkan timbulnya kompikasi pada berbagai organ tubuh seperti mata,
ginjal, jantung, pembuluh darah, kaki, saraf dll. Gambaran komplikasi DM
bergeser dari komplikasi akut seperti koma ketoasidosis dan infeksi kearah
komplikasi kronik.
Pada pasien DM resiko terjadinya penyakit jantung koroner(pjk) dan
penyakit pembuluh darah otak 2 kali lebih besar . 50 kali lebih mudah menderita
ulkus/ganggren, 7 kali lebih mudah mengidap gagal ginjal terminal dan 25 kali
lebih cendrung mengalami kebutaan akibat kerusakan retina dari pada pasien non
DM.
F.
Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba
menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk
mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap
tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1.
Diet
2.
Latihan
3.
Pemantauan
4.
Terapi (jika diperlukan)
5.
Pendidikan
·
Dengan olahraga / latihan jasmani
Adapun efek dari berolahraga pada pasien Dm adalah perbaikan ikatan
insulin dengan reseptornya dan perbaikan pada sensitivitas insulin, dan dengan
berolahraga maka akan meningkatkan pemakaian glukosa oleh sel-sel jaringan lain
dan dapat sekaligus menurunkan kadar glukosa dalam tubuh
·
Pengobatan dengan insulin
·
Penyuluhan tentang diabetes melitus
G.
Pemeriksaan penunjang
1.
Tes toleransi glukosa (TTG)
memanjang lebih dari 200 mg/dl. Biasanya tes ini di anjurkan untuk pasien yang
menunjukkan kadar glukosa darah meningkat dibawah kondisi stress.
2.
Gula Darah Puasa (FPB) normal
yaitu di atas normal. Tes ini mengukur Esscihemoglobin Glikosat diatas rentang
normal. Tes ini mengukur presentase gula yang melekat pada hemoglobin. Glukosa
tetap melekat pada hemoglobin selama hidup SDM. Rentang normal antara 5 – 6 %.
3.
Urinalisis positif terhadap
glukosa dan keton.
Ketosis terjadi ditunjukkan oleh ketonuria. Glukosa menunjukkan bahwa ambang ginjal terhadap reabsobsi glukosa dicapai. Ketonuria menendakan ketoasidosis.
Ketosis terjadi ditunjukkan oleh ketonuria. Glukosa menunjukkan bahwa ambang ginjal terhadap reabsobsi glukosa dicapai. Ketonuria menendakan ketoasidosis.
4.
Kolesterol dan kadar trigliserida serum dapat
meningkat dan menandakan ketidakadekuatan control glikemik dan peningkatan
propensitas pada terjadinya arterosklerosis.
(Engram, 1998; 536)
(Engram, 1998; 536)
1.
Glukosa darah sewaktu
2.
Kadar glukosa darah puasa
3.
Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai
patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl).
Kadar glukosa darah sewaktu
·
Plasma vena :
·
<100
·
100 - 200 = belum pasti DM
·
>200 = DM
·
Darah kapiler :
·
<80
·
80 - 100 = belum pasti DM
·
> 200 = DM
Kadar glukosa darah puasa
·
Plasma vena :
·
<110>
·
110 - 120 = belum pasti DM
·
> 120 = DM
·
Darah kapiler :
·
<90>
·
90 - 110 = belum pasti DM
·
> 110 = DM
H.
Komplikasi
A.
Akut
1. Koma hipoglikemi
2. Ketoasidosis
3. Koma hiperosmolar nonketotik.
B.
Kronik
1. Makroangiopati
2. Mikroangiopati
3. Neuropati diabetic
4. Rentan infeksi seperti: tuberkolusis paru, gingivitis, infeksi saluran kemih.
5. Kaki diabetic.
(Mansjoer, 1999: 582 – 583)
Pengkajian
o Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit
seperti klien ?
o Riwayat Kesehatan Pasien dan
Pengobatan Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM,
bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin jenis apa, bagaimana cara
minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk
menanggulangi penyakitnya.
o Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan,
kram otot, tonus otot menurun.
o Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah
o Integritas Ego
Stress, ansietas
o Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
o Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti
diet, penurunan berat badan, haus, penggunaan diuretik.
o Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan penglihatan.
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan penglihatan.
o Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
o Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
o Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.
Masalah Keperawatan
1) Resiko
tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
2) Kekurangan
volume cairan
3) Gangguan
integritas kulit
Intervensi
1) Resiko
tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan
masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein, lemak.
Tujuan :
kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
o Pasien dapat mencerna jumlah kalori
atau nutrien yang tepat
o Berat badan stabil atau penambahan
ke arah rentang biasanya
Intervensi :
- Timbang
berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
- Tentukan
program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan
pasien.
- Auskultasi
bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual, muntahan makanan
yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.
- Berikan
makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit dengan segera
jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.
- Libatkan
keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi.
- Observasi
tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit
lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.
- Kolaborasi
melakukan pemeriksaan gula darah.
- Kolaborasi
pemberian pengobatan insulin.
- Kolaborasi
dengan ahli diet.
2) Kekurangan
volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.
Tujuan : kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
Tujuan : kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat
dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan
pengisian kapiler baik, haluaran urin tepat secara individu dan kadar
elektrolit dalam batas normal.
Intervensi :
- Pantau
tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik
- Pantau
pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul
- Kaji
frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu nafas
- Kaji
nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa
- Pantau
masukan dan pengeluaran
- Pertahankan
untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang dapat
ditoleransi jantung
- Catat
hal-hal seperti mual, muntah dan distensi lambung.
- Observasi
adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi tidak teratur
- Kolaborasi
: berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa, pantau
pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN, Na, K)
3) Gangguan
integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati
perifer).
Tujuan : gangguan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukkan penyembuhan.
Tujuan : gangguan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukkan penyembuhan.
Kriteria Hasil :
Kondisi luka menunjukkan adanya
perbaikan jaringan dan tidak terinfeksi
Intervensi :
Intervensi :
- Kaji
luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge, frekuensi
ganti balut.
- Kaji
tanda vital
- Kaji
adanya nyeri
- Lakukan
perawatan luka
- Kolaborasi
pemberian insulin dan medikasi.
- Kolaborasi
pemberian antibiotik sesuai indikasi.
4) Resiko
terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan
Tujuan :
pasien tidak mengalami injury
Kriteria Hasil : pasien dapat memenuhi kebutuhannya tanpa
mengalami injury
Intervensi :
- Hindarkan
lantai yang licin.
- Gunakan
bed yang rendah.
- Orientasikan
klien dengan ruangan.
- Bantu
klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
- Bantu
pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi
Daftar pustaka
Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Kedokteran.
Jakarta: Media Aesculapius.
Doenges, Marlin E, etal . 1999 . Rencana
asuhan keperawatan pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien , jakarta: EGC
Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta
: Balai Penerbit FKUI, 2002
Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan
Keperawatan Medical – Bedah Vol. 3. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G
bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2
alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta :
EGC, 2002.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking